daun hanya diam
saat hari berganti malam
saat mata, perlahan terpejam
kelam
tiada hembusan
tiada kehidupan
yang ada hanya angan-angan
aku
hanya diam terpaku
menatap sayu, purnama malam itu
lucu
lugu
seakan tak berilmu
tapi, ini bukan sekedar masalah cinta
atau bahkan, larut dalam nostalgia belaka
ini tentang dia
dia, yang tak tahu siapa namanya
dia, yang entah dimana adanya
dan dia, yang slalu buatku bertanya
kapan Allah pertemukan kita?
layaknya daun
satu-satu berguguran
atas padangan yang sejukkan mata
dan retorika yang menggugah jiwa
padahal semuanya palsu
menyapu
merayu
menipu
semua jadi satu
lantas, aku?
kenapa harus malu?
justru biarlah semua berlalu
karena ku tahu
bahwa Tuhanku
telah siapkan satu nama untukku