Selasa, 06 Agustus 2013

Karena Waktu Berbuka Itu… Pasti Akan Tiba…

Sebuah perumpamaan indah bagi kita yang terus memikirkannya…
Tentang dia… Yang tak tahu siapa namanya…
Membuat kita terus bertanya-tanya…
Kapankah Allah pertemukan kita…??

Usia remaja, adalah masa-masa yang amat indah. Masa dimana kita akan terus bertanya. Tentang siapa yang akan mengisi sisa hidup bersama.

Indahnya Islam, yang tidak ada satu amalan pun yang tidak memiliki esensi.

Puasa Ramadhan, sekilas terlihat merugikan. Tidak ada gunanya. Namun timbul bermacam-macam penelitian yang mengungkap betapa banyaknya manfaat dari puasa Ramadhan.

Shalat Fardhu, sekilas terlihat aneh dengan gerakan berdiri, duduk, sujud, yang terus berulang-ulang. Namun penelitian kembali mengungkap, betapa banyaknya manfaat dibalik gerakan sholat bagi kesehatan jasmani.

Begitupun amalan-amalan lainnya.

Satu hal yang akan saya perdalam pada postingan kali ini, yaitu mengenai Puasa. Bahwa melalui puasa, Allah telah menggambarkan kepada kita perumpamaan yang luar biasa.

Saat berpuasa, kita sahur dan memulai puasa saat terdengar Adzan Shubuh. Kemudian sampailah masa menunggu yang amat panjang, hingga Adzan Maghrib berkumandang.

Menariknya, banyak hal yang menjadi pilihan mengenai apa yang akan kita lakukan selama masa menunggu tersebut.

1.       Apakah kita hanya akan menatapi jam dinding? Menunggu dan meratapi tiap detik yang berlalu menuju waktu berbuka? Padahal kita tahu bahwa waktu berbuka itu pasti akan tiba.

2.       Ataukah kita akan mengisi waktu senggang kita tersebut dengan menuruti nafsu kita? Entah itu tidur, nge-game, pacaran, atau nonton tv.

3.       Atau dengan beribadah kepada Allah? Seperti tilawah, membantu orang tua, ikut kajian, dll.

4.       Jalan-jalan? Lihat-lihat baju yang bagus, makanan yang enak, dll.

Itu semua adalah hal yang sangat simple yang menjadi pilihan kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari di bulan Ramadhan.

Pertanyaannya, sadarkah kita bahwa melalui proses puasa inilah Allah memberikan gambaran kepada kita mengenai penantian terhadap jodoh?

Mari kita mulai dari awal.

1.       Start yang sama

Kita sama-sama memulai puasa saat terdengar adzan Shubuh, setelah sebelumnya kita bebas mencari bekal bagi tubuh kita melalui sahur. Disini memang belum terlihat perumpamaan apa yang akan Allah gambarkan.

Ketika kita mulai berpuasa, kita berniat bahwa kita akan berpuasa hingga waktu berbuka tiba. Artinya, kita tahu dan kita yakin bahwa waktu berbuka itu benar-benar akan tiba, sekalipun kita sadar waktu berbuka tersebut masih lama.

Realitanya, seperti keadaan anak muda. Mereka sadar bahwa suatu hari nanti, ada saatnya bagi mereka untuk melepas masa lajangnya. Namun itu semua masih abu-abu, karena mereka tidak tahu kapan saat itu tiba. Tapi di dalam hati mereka, mereka memiliki keyakinan kuat bahwa “waktu berbuka itu akan tiba”, dengan kata lain mereka sadar bahwa mereka akan dipertemukan dengan jodoh mereka dan suatu hari nanti mereka akan melepas masa lajang mereka.

2.       Menunggu

Kemudian, tibalah masa-masa menunggu yang “mau gak mau” harus kita lewati. Jelas, saat kita berpuasa, kita akan melewati waktu  menunggu yang cukup lama, dimana pada saat itu kita bebas memilih apa yang akan kita lakukan.

Realitanya, sama seperti saat ini. Masa-masa dimana kita harus menunggu, karena menikah di saat-saat seperti ini bukanlah hal yang baik, bukanlah hal yang masuk logika. Karena, jelas bahwa saat-saat seperti ini, kita masih menjadi tanggungan orang tua kita. Pertanyaannya, apa yang harus kita lakukan saat kita menunggu??

3.       Ngapain ya?

Nah, ini dia, menunggu. Setiap orang yang berpuasa pasti memiliki cara yang berbeda-beda dalam menunggu. Namun, ada satu alasan mendasar yang menyebabkan setiap orang tersebut memiliki cara yang berbeda-beda dalam menunggu. Apa itu?? Yaitu larangan untuk makan dan minum. Inilah yang menjadi alasan, kenapa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menunggu. Misalnya, ada yang menunggu waktu berbuka dengan bermain, ada juga yang tilawah, ada juga yang tidur-tiduran, dll. Atau mungkin ada yang memutuskan untuk berbuka di tengah jalan??

Realitanya, setiap manusia memiliki akal. Mereka memiliki kreatifitasnya masing-masing. Dan setiap manusia, ketika ia merasa bosan, maka ia cenderung mencari cara untuk menutupi kebosanannya itu. Seperti yang telah saya ungkapkan di atas, bahwa ada satu alasan dasar dibalik berbagai macamnya cara manusia menunggu “waktu berbuka”, yaitu tidak boleh makan dan minum.
Inilah yang Luar Biasa! Allah memberikan berbagai macam pilihan kepada kita, dan jelas dari tiap-tiap pilihan itu mana yang jauh lebih bermanfaat mana yang tidak bermanfaat sama sekali. Tapi Allah batasi, yaitu Jangan Makan dan Minum.

Akhi, ukhti, Makan dan Minum itu urusan nanti, ketika kita sudah berbuka. Maka selama adzan Maghrib belum berkumandang, kita dilarang untuk makan dan minum. Apa poin yang bisa didapat?

Pertama, kita sadar bahwa jodoh kita sudah ditetapkan, kita yakin bahwa menikah adalah suatu kepastian, dengan kata lain kita yakin bahwa kita akan menikah.

Kedua, Allah melarang berbuka sebelum adzan Maghrib berkumandang. Dilarang berbuka sebelum waktunya! Maka, Allah melarang seorang laki-laki untuk setidaknya bersentuhan dengan seorang perempuan yang bukan mahram, selama mereka belum se-mahram. Bersentuhan saja, itu dosa. Apalagi pegangan, gandengan, pelukan, dan sebagainya.

Lantas bagaimana caranya supaya saya dan dia bisa bersentuhan alias bisa se-mahram? Menikah.
Lah emang pacaran ga ngejadiin saya dan dia se-mahram? Kan sama-sama suka? Ya kalo sama-sama suka, sama-sama sepakat mau berhubungan lebih lanjut, Menikah.

4.       Berbuka dangan yang Manis-manis :3

Selama kita berpuasa, selama itulah kita dituntut untuk menahan segala rasa. Rasa lapar, haus, dan nafsu dari diri kita. Maka, selama menikah itu masih misteri, maka menahan nafsu adalah sebuah konsekuensi.

Inilah tahap terakhir, ketika Adzan telah berkumandang,  maka segeralah berbuka. Ketika kita telah dibarikan kesanggupan untuk menikah, maka segerakanlah.

Akhi, ukhti. Saya bukanlah orang yang ahli dalam bidang ini. Kesungguhan saya dalam menulis hanyalalah sebatas kegemaran saya. Dan kesungguhan saya dalam menulis terkait hal ini, hanyalah bentuk pelampiasan kekecewaan saya terhadap saudara-saudara saya di luar sana, yang mungkin hanya mampu saya tuangkan melalui postingan ini.


Semoga Bermanfaat J