Sebuah perumpamaan
indah bagi kita yang terus memikirkannya…
Tentang dia… Yang tak
tahu siapa namanya…
Membuat kita terus
bertanya-tanya…
Kapankah Allah
pertemukan kita…??
Usia remaja, adalah masa-masa yang amat indah. Masa
dimana kita akan terus bertanya. Tentang siapa yang akan mengisi sisa hidup
bersama.
Indahnya Islam, yang tidak ada satu amalan pun yang tidak
memiliki esensi.
Puasa Ramadhan, sekilas terlihat merugikan. Tidak ada
gunanya. Namun timbul bermacam-macam penelitian yang mengungkap betapa
banyaknya manfaat dari puasa Ramadhan.
Shalat Fardhu, sekilas terlihat aneh dengan gerakan
berdiri, duduk, sujud, yang terus berulang-ulang. Namun penelitian kembali
mengungkap, betapa banyaknya manfaat dibalik gerakan sholat bagi kesehatan
jasmani.
Begitupun amalan-amalan lainnya.
Satu hal yang akan saya perdalam pada postingan kali ini,
yaitu mengenai Puasa. Bahwa melalui puasa, Allah telah menggambarkan kepada
kita perumpamaan yang luar biasa.
Saat berpuasa, kita sahur dan memulai puasa saat
terdengar Adzan Shubuh. Kemudian sampailah masa menunggu yang amat panjang,
hingga Adzan Maghrib berkumandang.
Menariknya, banyak hal yang menjadi pilihan mengenai apa
yang akan kita lakukan selama masa menunggu tersebut.
1. Apakah kita hanya akan menatapi jam
dinding? Menunggu dan meratapi tiap detik yang berlalu menuju waktu berbuka?
Padahal kita tahu bahwa waktu berbuka itu pasti akan tiba.
2. Ataukah kita akan mengisi waktu senggang
kita tersebut dengan menuruti nafsu kita? Entah itu tidur, nge-game, pacaran,
atau nonton tv.
3. Atau dengan beribadah kepada Allah? Seperti
tilawah, membantu orang tua, ikut kajian, dll.
4. Jalan-jalan? Lihat-lihat baju yang bagus,
makanan yang enak, dll.
Itu semua adalah hal yang sangat simple yang menjadi
pilihan kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari di bulan Ramadhan.
Pertanyaannya, sadarkah kita bahwa melalui proses puasa
inilah Allah memberikan gambaran kepada kita mengenai penantian terhadap jodoh?
Mari kita mulai dari awal.
1.
Start yang sama
Kita sama-sama memulai puasa saat terdengar adzan Shubuh,
setelah sebelumnya kita bebas mencari bekal bagi tubuh kita melalui sahur.
Disini memang belum terlihat perumpamaan apa yang akan Allah gambarkan.
Ketika kita mulai berpuasa, kita berniat bahwa kita akan
berpuasa hingga waktu berbuka tiba. Artinya, kita tahu dan kita yakin bahwa
waktu berbuka itu benar-benar akan tiba, sekalipun kita sadar waktu berbuka
tersebut masih lama.
Realitanya, seperti keadaan anak muda. Mereka sadar bahwa
suatu hari nanti, ada saatnya bagi mereka untuk melepas masa lajangnya. Namun
itu semua masih abu-abu, karena mereka tidak tahu kapan saat itu tiba. Tapi di
dalam hati mereka, mereka memiliki keyakinan kuat bahwa “waktu berbuka itu akan tiba”, dengan kata lain mereka sadar bahwa
mereka akan dipertemukan dengan jodoh mereka dan suatu hari nanti mereka akan
melepas masa lajang mereka.
2.
Menunggu
Kemudian, tibalah masa-masa menunggu yang “mau gak mau” harus kita lewati. Jelas,
saat kita berpuasa, kita akan melewati waktu
menunggu yang cukup lama, dimana pada saat itu kita bebas memilih apa
yang akan kita lakukan.
Realitanya, sama seperti saat ini. Masa-masa dimana kita
harus menunggu, karena menikah di saat-saat seperti ini bukanlah hal yang baik,
bukanlah hal yang masuk logika. Karena, jelas bahwa saat-saat seperti ini, kita
masih menjadi tanggungan orang tua kita. Pertanyaannya, apa yang harus kita
lakukan saat kita menunggu??
3.
Ngapain ya?
Nah, ini dia, menunggu. Setiap orang yang berpuasa pasti
memiliki cara yang berbeda-beda dalam menunggu. Namun, ada satu alasan mendasar
yang menyebabkan setiap orang tersebut memiliki cara yang berbeda-beda dalam
menunggu. Apa itu?? Yaitu larangan untuk makan dan minum. Inilah yang menjadi
alasan, kenapa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menunggu.
Misalnya, ada yang menunggu waktu berbuka dengan bermain, ada juga yang
tilawah, ada juga yang tidur-tiduran, dll. Atau mungkin ada yang memutuskan
untuk berbuka di tengah jalan??
Realitanya, setiap manusia memiliki akal. Mereka memiliki
kreatifitasnya masing-masing. Dan setiap manusia, ketika ia merasa bosan, maka
ia cenderung mencari cara untuk menutupi kebosanannya itu. Seperti yang telah
saya ungkapkan di atas, bahwa ada satu alasan dasar dibalik berbagai macamnya
cara manusia menunggu “waktu berbuka”, yaitu tidak boleh makan dan minum.
Inilah yang Luar Biasa! Allah memberikan berbagai macam
pilihan kepada kita, dan jelas dari tiap-tiap pilihan itu mana yang jauh lebih
bermanfaat mana yang tidak bermanfaat sama sekali. Tapi Allah batasi, yaitu
Jangan Makan dan Minum.
Akhi, ukhti, Makan dan Minum itu urusan nanti, ketika
kita sudah berbuka. Maka selama adzan Maghrib belum berkumandang, kita dilarang
untuk makan dan minum. Apa poin yang bisa didapat?
Pertama, kita sadar bahwa jodoh kita sudah ditetapkan,
kita yakin bahwa menikah adalah suatu kepastian, dengan kata lain kita yakin
bahwa kita akan menikah.
Kedua, Allah melarang berbuka sebelum adzan Maghrib
berkumandang. Dilarang berbuka sebelum waktunya! Maka, Allah melarang seorang
laki-laki untuk setidaknya bersentuhan dengan seorang perempuan yang bukan
mahram, selama mereka belum se-mahram. Bersentuhan saja, itu dosa. Apalagi
pegangan, gandengan, pelukan, dan sebagainya.
Lantas bagaimana
caranya supaya saya dan dia bisa bersentuhan alias bisa se-mahram? Menikah.
Lah emang pacaran
ga ngejadiin saya dan dia se-mahram? Kan sama-sama suka? Ya kalo sama-sama
suka, sama-sama sepakat mau berhubungan lebih lanjut, Menikah.
4.
Berbuka dangan yang Manis-manis :3
Selama kita berpuasa, selama itulah kita dituntut untuk
menahan segala rasa. Rasa lapar, haus, dan nafsu dari diri kita. Maka, selama
menikah itu masih misteri, maka menahan nafsu adalah sebuah konsekuensi.
Inilah tahap terakhir, ketika Adzan telah berkumandang, maka segeralah berbuka. Ketika kita telah
dibarikan kesanggupan untuk menikah, maka segerakanlah.
Akhi, ukhti. Saya bukanlah orang yang ahli dalam bidang
ini. Kesungguhan saya dalam menulis hanyalalah sebatas kegemaran saya. Dan
kesungguhan saya dalam menulis terkait hal ini, hanyalah bentuk pelampiasan
kekecewaan saya terhadap saudara-saudara saya di luar sana, yang mungkin hanya
mampu saya tuangkan melalui postingan ini.
Semoga Bermanfaat J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar