Rabu, 12 April 2017

Unik Cara Allah Memperlihatkan Kebenaran

Kalau kalian baca tulisan saya sebelumnya yang berjudul "Positioning Umat Islam", kalian akan menemukan saya sebagai seseorang yang berada di #TeamPro atau berada di pihak yang beranggapan bahwa ke depan Islam akan terus bangkit dan membaik. Kalau kalian pernah menonton film 2012 dan tau sosok orang "gila" yang tinggal di dalam sebuah mobil van dimana kerjaannya adalah menggenggam erat ramalan dan menyampaikannya lewat saluran radio bahwa kiamat itu benar-benar sudah dekat sesuai dengan apa yang ia yakini. You know what, saya merasa bahwa diri saya kurang lebih mirip dengan sosok tersebut. Maksud saya, tidak keseluruhannya sama melainkan hanya di beberapa bagian saja, seperti bagaimana sosok laki-laki tersebut sangat percaya akan penelitian / ramalan yang digenggamnya, hingga hal tersebut membuat dirinya seakan gila jika dibandingkan dengan pemikiran orang normal lainnya meskipun pada akhirnya ia benar. Saya memang tidak seharusnya menjadi orang "gila" semacam itu. Tapi, ya memang seperti inilah kondisi saya. Seseorang yang masih belajar tentang Islam itu sendiri, tapi di sisi lain saya sangat percaya bahwa ini adalah sebenar-benarnya petunjuk tentang apa yang telah, sedang, dan akan terjadi.

Di tulisan saya kali ini, saya ingin menuangkan apa yang selama ini saya pikirkan berkaitan dengan fenomena-fenomena yang terjadi belakangan ini, diantaranya:

1. Kebangkitan Islam
Well, kalimatnya memang terkesan terlalu optimis dan terlalu mirip dengan gerakan-gerakan Islam yang rasanya ingin membangun negeri Islam sendiri saja. Tenang. Maksud saya bukan itu. Kalau kita perhatikan bagaimana Indonesia di 10 tahun terakhir misalnya, sejak saya SD hingga akhir-akhir ini, tidakkah Anda melihat ada yang aneh? Kalau saya, saya merasa ada yang aneh. Dulu, saya tidak melihat Islam yang sebegitu munculnya di masyarakat. Maksud saya, apa yang Anda tau tentang islam di 10 tahun yang lalu? Kiamat Sudah Dekat? Para Pencari Tuhan? Islam KTP? Snada? Gradasi? Pengajian ibu-ibu di TPI atau Indosiar? dan lain-lain. Itu adalah islam yang saya kenal sekitar 5-10 tahun yang lalu. Ya, Islam masih dalam level packaging komedi di televisi, nyanyi-nyanyian, dan nilai-nilai yang disampaikan pun masih sebatas melarang mencuri, mengajak untuk sholat, tidak boleh mencaci orang lain, dan semacamnya.

Hari ini, Islam sangat berbeda. Islam di televisi sudah tidak lagi sebatas tentang nyanyian ataupun komedi melainkan mulai diisi dengan nilai-nilai yang menyeru untuk shalat berjama'ah di masjid, mendalami kisah para sahabat yang mulia (bagaimana mereka memperjuangkan islam, berperang demi islam, disiksa bahkan mati demi islam), larangan dan hukuman bagi orang yang mengumbar aurat, larangan dan hukuman bergosip, RIBA, dan lain-lain. Islam sudah jauh lebih berkembang dan jauh lebih mendalam kajiannya. Banyak sekali artis dan orang-orang yang kini mulai berhijab dan kita sama-sama doakan semoga semakin hari orang-orang tersebut semakin syar'i dalam mengenakan hijab mereka. Kajian-kajian sunnah yang 5-10 tahun yang lalu tidak pernah saya dengar sedikitpun, kini dapat saya temui dengan mudah di berbagai tempat dan tidak hanya di masjid-masjid kampung atau masjid-masjid perumahan saja, bahkan di dalam Mall pun ada.

Kita lihat bagaimana cara Allah mengangkat dan menyatukan umat Islam hari ini. Bagaimana dengan satu ucapan dari lisan seorang non muslim yang qodarullah terpeleset, mengakibatkan seluruh umat muslim di Indonesia ini muncul ke permukaan. Mereka yang merupakan muslim sejati marah dan menuntutnya, mereka yang masih tidak terlalu paham mulai bertanya-tanya, dan mereka yang sebelumnya sama sekali tidak tahu akhirnya mulai mendengar dan mencari tahu. Lantas, apakah ini pertanda Islam sudah membaik? Ya, jelas jawabannya ya. Tapi, apakah ini sudah cukup? Jawabannya belum, masih sangat belum. Ini hanyalah awal dan kualitas umat islam hari ini pun masih jauh dari apa yang seharusnya diterapkan berdasarkan Al Quran dan hadits. (termasuk saya sendiri masih belajar)

2. Terlihat mana yang kokoh dan mana yang rapuh
Saya memilih kata "terlihat" dibandingkan kata "terungkap", karena menurut saya ini masih di awal dan kita semua baru sampai tahap melihat mana yang sebenarnya kokoh dan mana yang sebenarnya rapuh. Jika kita mulai terus "menggali" dan belajar, saya yakin sekali kelak akan terugkap kebenaran dan kebusukan sebenarnya.

Apa yang saya maksud kokoh dan rapuh? Kehadiran Zakir Naik ke Indonesia adalah pembuktian bahwa selama ini bukan Islam lah agama yang rapuh, melainkan agama selain Islam. Kita lihat bagaimana 5-10 tahun yang lalu Islam seringkali dipecah-belah oleh kasus-kasus klasik seperti doa qunut dalam i'tidal, aliran-aliran sesat, dan semacamnya. Hari ini, saya merasa kasus-kasus klasik seperti ini mulai ditinggalkan oleh umat Islam dan mulai beralih ke hal yang lebih mendasar dan lebih worth it, seperti tauhid, menutup aurat, shalat berjamaah di masjid, larangan ishbal, menjaga pandangan, serta hal yang sangat struktural seperti mengangkat pemimpin non muslim, dan hukum riba. Hari ini apakah masih terpecah belah? Saya mungkin akan mengangguk dan menjawab Ya. Tapi, hari ini kita sudah semakin sadar dan cukup pintar untuk mengambil hikmah serta mengetahui siapa yang benar-benar mengerti Islam dan siapa yang "dibayar" untuk seakan membela, padahal berniat menghancurkan Islam dari dalam.

Kasus Zakir Naik menunjukkan kepada kita bahwa Islam ini kokoh, di tulisan saya yang berjudul "Being a Good Muslim" sudah saya jelaskan bahwa Allah sendiri lah yang akan menjaga Islam itu sendiri. Buktinya, hari ini betapa banyak orang yang sudah hafal Al Quran. Sedangkan di umat Kristen itu sendiri, bahkan mereka tidak tahu bahwa ada ayat yang melarang mereka untuk memakan babi dan minum bir. Lantas, kalian masih menganggap bahwa Islam itu rapuh? Think again, dude.

3. Justru mereka lah yang memasarkan Islam
Islam tidak pernah kemana-mana melainkan tetap eksis di muka bumi ini, justru kualitas umatnya lah yang mempengaruhi Islam apakah dipandang baik atau buruk. Sama seperti sebuah keluarga. Pada dasarnya, kedua orang tua kita selalu mengajarkan kita pada hal-hal yang baik, tapi pengaruh yang kita dapat di luar rumah seringkali merubah perilaku kita menjadi buruk. Hal tersebutlah yang berakibat tidak hanya bagi diri kita sendiri yang akan dinilai buruk, melainkan orang tua kita juga akan dinilai buruk karena dianggap telah mendidik kita secara salah. Bukankah kasus Islam juga seperti ini? Apakah islam mengajarkan keburukan? Apa? Pukul anak jika tidak sholat di umur 10 tahun? Believe me guys, that's one of very bright ways to build a wonderful generation. Lah, kan anak zaman sekarang lebih milih main tablet daripada bantuin orang tua, kan? Apalagi disuruh sholat, makin gamau doi. Solusinya? Cobain caranya Rasulullah. Percaya kan sama Rasulullah?

Islam belakangan ini namanya mulai terangkat naik, bukan? Pertanyaannya adalah: kenapa? Kok bisa? Kalau kita tarik ke belakang, saya melihat ada hal yang sangat unik tentang bagaimana Allah mengangkat Islam itu sendiri, khususnya di Indonesia. Islam mulai marak diperbincangkan dimana-mana, semakin terasa keberadaannya, salah satunya karena ucapan terpelintir dari seorang non islam yang membuat semua orang membuka surat Al Maidah ayat 51. Tapi, tidak hanya karena ucapan terpelintir dari satu tokoh non islam tersebut saja. Tokoh lain yang merupakan seorang komedian juga sempat menuduh Zakir Naik yang hendak ke Indonesia dengan tuduhan sebagai orang yang mendanai ISIS walaupun akhirnya resmi meminta maaf. Termasuk salah satu orang (saya ga tau dia artis atau siapa sebenernya) yang saya temui di Instagram, ia juga ditemui telah meminta maaf karena telah mencela ulama, dan banyak tokoh-tokoh lainnya yang secara terang-terangan mencela Islam ataupun ulama di media sosial, kemudian berakhir dengan permohonan maaf. Simak baik-baik peristiwa ini. Bukankah justru orang-orang semakin aware dengan Islam setelah mendengar cacian dari tokoh-tokoh tersebut? Bukankah justru orang-orang semakin aware dengan kehadiran Zakir Naik karena tuduhan-tuduhan tersebut? Bahkan ini membuat sektor "pasar" yang tadinya sama sekali tidak pay attention pada hal-hal semacam ini berubah menjadi lebih memperhatikan dan mencari tahu. Unik sekali, bukan?

Peran dari tokoh-tokoh non muslim tersebut lah yang, qodarullah, berkat tuduhan dan ejekan mereka, tetes keimanan yang masih ada di dalam dada para muslimin hari ini tersentuh dan tergerak untuk bangkit. Ini persis ibarat sebuah kompor yang sebenarnya sudah keluar gasnya, hanya saja kurang sedikit pantikan agar dapat menyala dan mengeluarkan apinya. Ejekan-ejekan dari mereka lah yang justru ibarat korek api yang memantik kompor tersebut sehingga hari ini apinya sudah menyala besar.

Di samping itu, kita lihat hari ini mulai bermunculan pemimpin-pemimpin yang inspiratif dan senantiasa mengajak kita untuk memperbaiki diri. Melalui mereka, kita diajak kembali untuk shalat subuh berjama'ah di masjid, untuk berani berbuat jujur, dan berani melaporkan kejahatan yang ada di sekeliling kita. Di saat kita semua resah dengan kepemimpinan hari ini, pemimpin-pemimpin muslim yang inspiratif tersebut justru hadir melawan arus dan membuat terobosan-terobosan yang membuat orang berbisik "kok bisa? selama ini kemana aja?", seperti Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini.

Islam mulai bangkit dan ke depannya akan terus berkembang, teman-teman. Percaya atau tidak, jika kalian membaca sejarah Nabi Muhammad di Sirah Nabawi-nya, kalian akan menemukan bahwa zaman ini tidak jauh berbeda dengan zaman Jahiliyyah 1400 tahun yang lalu yang bahkan disebutkan di Al Quran. Kebenaran yang hadir itu ibarat sesuatu yang tidak pernah disangka akan hadir di tengah-tengah mereka. Ibarat intervensi yang sangat mengganggu mereka yang sedang nyaman di comfort zone-nya dan mereka yang secara tidak sadar sedang terjebak di routinity trap. Di tulisan saya yang berjudul "Being a Good Muslim", sudah saya tuliskan beberapa hal yang tidak berubah, seperti menyembah patung, berzina, pemikiran, dan lain-lain.

Jika kalian temui Islam hari ini masih ada jeleknya, saya sarankan agar kalian tidak mengejek-ejeknya atau menertawakannya. Karena yang kalian ejek dan tertawakan itu adalah kebenaran yang langsung berasal dari Dzat yang menciptakan kehidupan ini semua, Dzat yang menciptakan Anda, Dzat yang menakdirkan Anda membaca tulisan ini saat ini, dan Dzat yang kelak akan meminta pertanggungjawaban atas diri Anda sendiri di hari akhir. Dan jika setelah semua ini kalian malah kebingungan dalam menjalani hidup ini, ibarat orang yang berjalan di tengah kegelapan yang sangat gelap hingga tidak terlihat sesuatu apapun. Pelajarilah Islam, karena itu adalah kebenaran yang nyata dan itu adalah cahaya bagi kalian untuk menerangi kegelapan yang sedang kalian tempuh.

You know how to walk in the dark?
Just take the light, light it up and hold it. Because, it would shows you which one is the right way and which one is wrong.

Ditulis oleh Adhita Prananda
di Smart Lounge
Lippo Plaza, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar